Belinda Morris memimpin kerja Packard Foundation untuk Iklim dan Penggunaan Lahan. Dalam peran ini, beliau telah memimpin pembaharuan Strategi Minyak Sawit, yang akan memandu investasi Packard Foundation tahun 2018-2021. Di bawah ini, Belinda menyoroti hal-hal yang dipelajari Packard Foundation sejak kami memulai pekerjaan ini pada tahun 2014, dan bagaimana strategi yang diperbarui tersebut akan mengatasi tantangan baru kedepannya. (Read this insight English here.)a
Produksi minyak sawit bertanggung jawab atas emisi global dari efek rumah kaca yang besar, terutama dari perluasan pertanian kelapa sawit di negara-negara berhutan tropis, yang menyebabkan deforestasi dan drainase pada tanah gambut yang kaya karbon. Dengan meningkatnya permintaan global untuk minyak sawit, lahan berhutan mengalami tekanan yang semakin meningkat.
Di Packard Foundation, kami berinvestasi untuk mentransformasi sektor kelapa sawit menjadi sektor yang berkarbon rendah, pro-petani kecil, dan menghormati norma-norma internasional terkait dengan perlindungan hak atas tanah, hak tenaga kerja, dan nilai-nilai keanekaragaman hayati, dengan fokus utama pada Indonesia. Kami baru saja memperbarui Strategi Minyak Sawit kami untuk periode tahun 2018-2021 dan telah menerapkan strategi yang direvisi ini pada hibah kami sejak awal tahun ini.
Sejak pertama kami meluncurkan strategi minyak sawit kami pada awal tahun 2014, terjadi peningkatan pesat dalam jumlah perusahaan yang berjanji untuk menghilangkan deforestasi dari rantai pasokan mereka. Laporan Tren Kehutanan bulan Maret 2017 memperkirakan bahwa sekitar 450 perusahaan telah membuat komitmen untuk mengurangi dampak deforestasi dari rantai pasokan mereka. Diantara mereka adalah perusahaan konsumen besar seperti PepsiCo dan Unilever, perusahaan perdagangan global seperti Wilmar dan Cargill, dan perusahaan produsen seperti Sime Darby dan Musim Mas. Kemajuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam memastikan komitmen Tanpa Deforestasi, Tanpa Ekspansi di Lahan Gambut dan Tanpa Eksploitasi (NDPE) memunculkan serangkaian tantangan baru seputar kerumitan penerapan komitmen—terutama pelaksanaan komitmen dalam kerangka waktu yang ditetapkan dan pemantauan perusahaan produsen menengah dan lebih kecil dalam rantai pasokan untuk memastikan perusahaan-perusahaan ini juga mengubah praktik mereka. Hasilnya, kami melihat perlunya fokus yang lebih terkonsentrasi pada upaya untuk memastikan penerapan yang transparan dan verifikasi komitmen perusahaan.
Dari pekerjaan selama empat tahun terakhir yang bertujuan untuk menghentikan laju konversi hutan yang disebabkan oleh perluasan industri kelapa sawit, kami telah mempelajari bahwa:
Pendekatan lewat sisi permintaan, yang difokuskan kepada pengerahan pembeli dan pedagang untuk memberikan insentif agar produsen memperbaiki praktik produksinya adalah hal yang penting untuk mengkatalisasi perubahan;
Upaya-upaya dari sisi penawaran, yang difokuskan pada peningkatan kondisi tata kelola dan secara langsung melibatkan para pemangku kepentingan lokal, sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan yang dicapai dari sisi permintaan; dan,
Mencapai penerapan penuh komitmen sektor swasta yang kuat akan membutuhkan waktu dan upaya bersama dari berbagai pihak.
Kami juga telah mempelajari bahwa walaupun upaya swasta yang bersifat sukarela dapat mengubah praktik perusahaan progresif dalam wilayah yang mereka kendalikan, dan kebijakan di negara-negara konsumen dapat menyediakan insentif tambahan untuk perubahan (walau bukan berarti tanpa potensi reaksi negatif dari negara-negara produsen), hal tersebut tetap tidak dapat secara langsung mengatasi kondisi tata kelola yang buruk atau kegiatan ilegal yang memungkinkan konversi hutan dan lahan gambut untuk tetap berlanjut. Dengan demikian, penguatan tata kelola lahan dan hutan sangatlah penting untuk keberhasilan jangka panjang secara keseluruhan, dan kami merasa pendekatan dengan bekerja di tingkat sub-nasional adalah cara yang paling efektif untuk memperkuat kebijakan dan penegakannya secara keseluruhan.
Kami telah memperbarui strategi dengan memasukkan pelajaran-pelajaran ini dan perubahan lainnya terkait dengan konteks politik dan sosial. Pekerjaan kita sekarang ini bahkan lebih penting setelah Perjanjian Paris tentang perubahan iklim, mengingat adanya pengakuan akan pentingnya lahan dan hutan untuk mencapai tujuan iklim kita.
Pemberian hibah dari Packard Foundation di bawah Strategi Minyak Sawit selama empat tahun ke depan bertujuan untuk mencapai empat hasil yang terkonsolidasi dan diperbaiki berikut ini:
Pengusaha dan perusahaan barang konsumen besar memiliki komitmen NDPE yang kuat, secara terbuka mengungkapkan kemajuannya lewat langkah-langkah yang dapat diverifikasi menuju perubahan praktik-praktik mereka, dan menyelaraskannya dengan perusahaan produsen progresif untuk memajukan visi bersama untuk minyak sawit yang patuh NDPE di seluruh rantai pasokannya.
Kebijakan-kebijakan negara konsumen mengirimkan sinyal pasar sisi permintaan yang kuat kepada pemasok agar mengadopsi praktik-praktik NDPE.
Para pemimpin sub-nasional yang progresif mempengaruhi perubahan yang berarti dalam peraturan, kebijakan, dan praktik yang mengatur penggunaan lahan pada skala yurisdiksional dengan memberikan insentif yang memadai.
Pengambilan keputusan para pemangku kepentingan penting dipandu dan dipengaruhi oleh data dan narasi yang kredibel tentang manfaat dari pengembangan emisi rendah di sektor penggunaan lahan.
Harapan kami pada akhir tahun 2021 tingkat konversi lahan gambut dan hutan asli Indonesia menjadi kelapa sawit akan mengalami tren penurunan yang tajam, dan bahwa ada perubahan transformasional jangka panjang dalam industri kelapa sawit global yang mengurangi emisi sembari melindungi keanekaragaman hayati dan mata pencaharian masyarakat.